Translate

Minggu, 10 Desember 2017

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pinang

Tanaman Pinang
Menurut Miftahorrachman dkk (2015) Pinang merupakan tanaman monokotil dan termasuk famili Palmaceae, genus Areca. Selain itu, pinang merupakan tanaman berumah satu (monoceous), yaitu bunga betina dan bunga jantan ber-ada dalam satu tandan dan menyerbuk silang. Penggolongan tanaman pinang secara rinci sebagai berikut :





Devisi              : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Klas                 : Monocotyledoneae
Ordo                : Principes/Palmales/Arecales
Family             : Palmae/Arecaceae
Sub Family      : Arecoideae
Genus              : Areca
Species            : Areca catechu L.

a.     Batang
Pinang merupakan tanaman soliter (tumbuh secara individual), berbatang lurus dan mampu mencapai tinggi 20 – 30 meter dengan diameter antara 25-30 cm. Batang pinang memiliki ruas bekas daun (nodus) yang jelas dengan jarak antar ruas 15-20 cm, tergantung varietas. Makin rapat jarak antar ruas batang makin baik .


b.    Daun
Jumlah daun pinang bervariasi antara 7-10 helai. Daun pinang berbentuk menyirip majemuk dengan panjang antara 1-1,5 m, memiliki anak daun (leaflet) berjumlah antara 30-50 pinak daun .



c.      Bunga
Bunga pinang berumah satu, bunga jantan dan bunga betina berada dalam satu rangkaian bunga (inflorescence). Bunga betina terletak pada bagian dasar dari tangkai rangkaian bunga (spikelet), sedangkan bunga jantan ukurannya lebih kecil, jumlahnya banyak dan terletak menyebar meluas dari bagian luar sampai bagian ujung tangkai rangkaian bunga (Gambar 3). Baik bunga jantan maupun bunga betina memiliki 6 petal, tetapi tidak memiliki tangkai bunga dan berwarna putih susu. Bunga jantan memiliki 6 benang sari (stamen). Bunga betina berukuran panjang 1.3 – 2.0 cm dan lebih besar dari bunga jantan, memiliki 6 benang sari yang steril dan 3 indung telur (ovary) yang memiliki stigma berbentuk segi tiga .



d.    Buah
Buah pinang termasuk buah drupe (buah batu) karena lapisan bagian dalamnya atau endocarp liat, tebal dan keras seperti batu; berwarna kuning sampai oranye pada saat masak. Pericarp bersabut dengan ketebalan 5-6 mm. Biji berbentuk lonjong, bulat.


e. Akar
Pinang merupakan tanaman monokotil, akar dari pinang merupakan akar serabut. Akar tanaman pinang sangat mirip dengan akar tanaman kelapa, karena masih satu family yaitu palmae.


Daftar Pustaka/ Referensi
Miftahorrachman, Matana, Y.R. dan Salim., 2015. Teknologi Budidaya dan Pascapanen Pinang.   Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado
Ferry, Y. 1992. Bertanam Pinang (Areca catechu). Kebun Percobaan Paya Gajah. Aceh Timur.
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis (terjemahan) Dr. Mohammad Na’iem dkk. Bandung.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1670, Direktorat Jendral Perkebunan, di akses 12-9-2017

Senin, 04 Desember 2017

Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah
Kacang tanah adalah tanaman polong-polongan atau legume anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai bahasa Inggrispeanut, groundnut.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Papilionaceae
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogaea L.


Akar
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm. Akar kacang tanah memiliki sistem akar tunggang dan akar cabang yang menyerupai akar serabut. Akar-akar cabang ini ada yang bersifat sementara dan permanen. Akar kacang tanah berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air serta memperkokoh berdirinya tanaman.



Batang
Batang tanaman kacang hijau berbentuk bulat tidak berkayu, berbuku-buku dan tipe pertumbuhannya tegak. Batang yang tegak memiliki panjang batang sekitar 60-70 cm. Batang berwarna hijau sampai keungu-unguan. Pitojo (2005) melaporkan bahwa batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh Menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm.
 
Daun
Daun kacang tanah berwarna hijau muda sampai hijau tua, berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas anak daun dengan tangkai yang panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya.



Bunga
Bunga kacang tanah berwarna kuning dan mekar di malam hari, melakukan proses penyerbukan pada pagi hari, dan akan layu disore hari. Bunga menandakan adanya polong namun yang berhasil menjadi polong hanya 15-20 %. Bunga kacang tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga. Mahkota bunga kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentukn ya berlainan satu dengan yang lain (Trustinah, 1993).


Polong
Buah kacang tanah berbentuk polong. Polong akan terbentuk setelah bunga selesai melakukan proses pembuahan. Setelah pembuahan, maka akan membentuk bakal buah yang disebut ginofora. Ginofora akan membentuk tangkai polong yang akan masuk ke dalam tanah, disini peranan hujan sengat dibutuhkan. Setelah ginofora membentuk polong maka proses pertumbuhannya akan terhenti. Berdasarkan hasil laporan AAK (1989) kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah tumbuh memanjang dan disebut ginofor. Setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan terus masuk ke dalam tanah. Apabila polong telah terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Menurut Suprapto (2004) ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong. 
Kulit biji kacang tanah berwarna putih, fles, coklat, merah muda, merah, ungu dan ungu tua tergantung varietasnya. Struktur kulit polong bervariasi antara halus, sedang sampai dengan kasar. Jenis atau varietas kacang tanah yang berkulit kasar memiliki kecenderungan tahan terhadap hama penggerek kacang (Cylas formicarius F). Kacang tanah yang berkadar lemak tinggi kecenderungan memiliki rasa gurih (Tim Pelepas Varietas Kacang Tanah, 2009).


Biji
Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat pada. Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo, 2005). Warna biji kacang pun bermacam-macam: putih, merah kesumba, dan ungu. Perbedaan-perbedaan itu tergantung pada varietas-varietasnya (AAK, 1989). 

Kacang tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe
·         Tipe tegak
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan buahnya serempak.
·         Tipe menjalar
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur panjang. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.
Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut
·         Daya hasil tinggi.
·         Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
·         Hasilnya stabil.
·         Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
·         Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Daftar pustaka
Purwono, dan H.Purnamawati. 2007. Budi daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Bogor
Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 75 hal.
Suprapto, H. S. 2004. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. 32 hal.
AAK. 1989. Kacang Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 84 hal.
Trustinah. 1993. Biologi Kacang Tanah. Hal 9-30. Dalam: A. Kasno, A. Winarto dan Sunardi (Eds.). Kacang Tanah : Monograf Balittan Malang No 12. Malang.
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
https://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/10/klasifikasi-dan-morfologi-kacang-tanah.html
https://bukuteori.com/2017/05/24/klasifikasi-dan-morfologi-kacang-tanah/