Perkecambahan Benih
Proses
perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih
dimulai dari penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari
protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim
serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga meruoakan dimana terjadi
penguraian seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang
melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah
asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik
untuk menghasilkan energy bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan
sel-sel baru. Tahap kelima adalah tumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.
Terdapat dua
tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah tanaman yaitu:
(a)Tipe epigeal,
dimana munnculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara
keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah;
(b)Tipe hypogeal, dimana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan plumula,
hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap
berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan benih
a.
Faktor dalam yaitu:
·
Tingkat kemasakan benih
Benih yang
dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas
tinggi. Bahkan pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan
dapat berkecambah. Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memilliki
cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio belum sempurna.
·
Ukuran benih
Didalam jaringan
penyimpanan benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Dimana
bahan-bahan ini diperlakukan sebagai bahan baku dan enersi bagi embrio pada
saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan berat
mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan benih yang kecil,
mungkin pula embrionya lebih besar.
·
Dormansi
Suatu benih
dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup tetapi tidak mau
berkecambah walaupun diletakan pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat
bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman atau
dapat juga selama beberapa tahunn, tergantung pada jenis benih dan tipe dormansinya.
Dormansi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: impermeabilitas
kulit biji tidak baik terhadap air atau gas ataupun karena resistensi kiulit
biji terhadap pengaruh mekanis embrio yang rudimenter, “after ripening”,
dormansi sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Tetapi dengan
perlakuan khusus maka benih yang dorman dapat dirangsang unntuk berkecambah.
Missal; perlakuan stratifikasi, direndam dalam larutan asam sulfat dan
lain-lain.
·
Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat
yang dikrtahui dapat menghambat perkecambahan bahan benih, yang dikenal antara
lain: herbisida, sianida, coumarin, auxin, dinitrofenol, azide, fluoride,
hydroxylamine, larutan NaCl, larutan mannitol, atau cairan yang melapisi biji
tomat dan mentimun.
b.
Faktor luar yaitu:
·
Air
Air merupakan
salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Dua
faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah; (a) sifat
dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan (b) jumlah air yang tersedia
pada medium yang disekitarnya. Banyaknya air yang diperlukan bervariasi
tergantung kepada jenis benih. Tetepi pada umummnya tidak melampaui dua atau
tiga kali dari berat keringnya. Tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh
temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air.benih
tanaman mempunyai kemampuan berkecambah pada kisaran air tanah tersedia muai
dari kapasitas lapangan sampai titik layu permanen.
·
Temperatur
Temperatur
merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan benih. Temperature
optimum adalah yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan
benih. Pada kisaran temperature ini terdapat persentase perkecambahan yang
tertinggi. Temperature optimum bagi kebanyakan benih tanaman adalah diantara
80-95oF (26,5- 35oC).
·
Cahaya
Hubungan antara
pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh suatu sistem pigmen yang
dikenal sebagai “phytochrome”, yang tersusun dari chromophore dan protein. Chromophore
adalah bagian yang peka pada cahaya.
·
Oksigen
Proses respirasi
akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsunng
proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan enersi yang berupa panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses
perkecambahan benih.
·
Media
Medium yang baik
untuk perkecambahan benih haruslah mempunyai sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organism penyabab penyakit
terutama cendawan “damping off”. Tanah dengan tekstur lempugn berpasir dan
dilengkapi dengan bahan- bahan organik merupakan medium yang baik bagi kecambah
yang ditransplantasikan ke lapangan. Pasir dapat digunakan sebagai medium
persemaian.