Translate

Kamis, 02 Agustus 2018

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Timun

TIMUN
Mentimun (Cucumis sativus L) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam bentuk buah segar (Sumadi, 2002).
Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg asam, 0,45 vitamin A, 0,3 vitamin B1 dan 0,2 vitamin B2 (Sumpena, 2001).




Klasifikasi Timun
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Curcubitales
Famili              : Curcubitaceae
Genus              : Cucumis
Spesies            : Cucumis sativus L

Morfologi tanaman timun
Akar
Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal Oleh sebab itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. (Cahyono, 2006).
Batang
Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sumadi, 2002).
Daun
Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Selain itu daun bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya (Cahyono, 2006).

Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang 3 membengkok, sedangkan pada bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga (Kalie, 2001).
Buah dan Biji
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk ukuranya bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7 cm, tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang berbintik-bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Sumadi, 2002).

Syarat Tumbuh
           Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhan dan tidak membutuhkan perawatan dengan khusus, tanaman mentimun dapat ditanam mulai dataran rendah sampai dataran tinggi 1000 M diatas permukaan laut (dpl). Selama masa pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim, sinar matahari yang cukup, kriteria suhu berkisar 21,1-26,70C (Prajnata, 2001).
Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal membentuk buah. Demikian juga daerah temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat mencolok, sering memudahkan penyakit tepung atau powdery mldew maupun busuk daun (Kalie,2001).



DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Sumadi, 2002. Teknik budidaya mentimun. Deptan. Jakarta.
Sumpena, 2001. Kiat Bercocok Tanam Sayuran Organik. Lembaga Sehat Dompet Dhuafa Republika.
Cahyono, 2006. Budidaya Tanaman Mentimun. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Kalie, 2001. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.