TIMUN
Mentimun (Cucumis sativus L)
merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan
perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari
sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah mentimun dimakan mentah sebagai lalap
dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam bentuk buah segar (Sumadi,
2002).
Nilai gizi mentimun cukup baik karena
sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per
100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg
asam, 0,45 vitamin A, 0,3 vitamin B1 dan 0,2 vitamin B2 (Sumpena, 2001).
Klasifikasi
Timun
Kingdom
: Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Curcubitales
Famili
: Curcubitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis sativus L
Morfologi
tanaman timun
Akar
Tanaman
mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke
dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar
secara horizontal dan dangkal Oleh sebab itu, tanaman mentimun termasuk peka
terhadap kekurangan dan kelebihan air. (Cahyono, 2006).
Batang
Tanaman
mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa
mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak. Mentimun
mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur
mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila
menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah
melekat kuat pada galah/ajir (Sumadi, 2002).
Daun
Daun
mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, berwarna hijau
muda sampai hijau tua. Selain itu daun bergerigi, berbulu sangat halus,
memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang
tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya (Cahyono, 2006).
Bunga
Bunga
mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah satu
artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon.
Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang 3 membengkok,
sedangkan pada bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak
bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga (Kalie, 2001).
Buah dan Biji
Buah
mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk ukuranya
bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7 cm, tergantung varietasnya.
Kulit buah mentimun ada yang berbintik-bintik, ada pula yang halus. Warna kulit
buah antara hijau keputih-putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan
varietas. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat
perbanyakan tanaman (Sumadi, 2002).
Syarat Tumbuh
Tanaman
mentimun mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhan
dan tidak membutuhkan perawatan dengan khusus, tanaman mentimun dapat ditanam
mulai dataran rendah sampai dataran tinggi 1000 M diatas permukaan laut (dpl).
Selama masa pertumbuhannya, tanaman mentimun membutuhkan iklim, sinar matahari
yang cukup, kriteria suhu berkisar 21,1-26,70C (Prajnata, 2001).
Tanaman
mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini akan
mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal membentuk
buah. Demikian juga daerah temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat
mencolok, sering memudahkan penyakit tepung atau powdery mldew maupun busuk
daun (Kalie,2001).
DAFTAR
PUSTAKA/REFERENSI
Sumadi, 2002. Teknik budidaya mentimun. Deptan. Jakarta.
Sumpena, 2001. Kiat Bercocok Tanam Sayuran Organik. Lembaga
Sehat Dompet Dhuafa Republika.
Cahyono, 2006. Budidaya Tanaman Mentimun. Insitut Pertanian
Bogor. Bogor.
Kalie, 2001. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius.
Yogyakarta.