Apa Itu Ilmu Pertanian?
Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok
tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan
ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan
keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.
Usaha tani (farming)
adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka
yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau"
atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock)
secara khusus disebut sebagai peternak.
Ilmu pertanian (agricultural science) adalah bidang
kajian luas yang mempelajari pertanian. Sebagaimana rumpun ilmu kesehatan, bidang ini
merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu hayati (biosains) yang bersifat terapan dan multidisiplin.
Dengan inti biologi, ilmu ini mendayagunakan pula matematika, statistika, ilmu pengetahuan alam, ilmu ekonomi dan sosial, serta berbagai teknologi dari rumpun keilmuan
lainnya.
Ilmu pertanian tidak serta-merta sama dengan pertanian maupun agronomi (ilmu pendayagunaan tanaman). Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang
mengubah lingkungan untuk menghasilkan produk hewani dan nabati yang bermanfaat
bagi manusia. Agronomi adalah kajian yang terkait dengan budidaya serta pemanfaatan lain tanaman. Ilmu pertanian
mencakup budidaya tumbuhan dan hewan, di darat maupun di air.
Ilmu
pertanian mencakup riset dan pengembangan di bidang:
·
Metode produksi
(misal manajemen irigasi, input nitrogen yang direkomendasikan)
·
Peningkatan produktivitas
pertanian dalam hal kuantitas dan
kualitas (seleksi tanaman dan hewan yang tahan kekeringan, pengembangan pestisida baru, teknologi penginderaan hasil, simulasi
model pertumbuhan tanaman, kultur sel in vitro)
·
Pengubahan produk
primer menjadi barang konsumsi (mulai dari produksi, pengawetan, dan pengepakan)
·
Pencegahan dan
perbaikan kerusakan lingkungan (konservasi
tanah, degradasi tanah, manajemen
sampah, bioremediasi)
·
Ekologi
produksi teoretis, terkait permodelam
produksi tanaman
·
Peningkatan pertanian subsisten yang
memberi makan sebagian besar orang miskin di dunia. Sistem ini menarik
perhatian karena mempertahankan integrasi dengan sistem ekologi alam lebih baik
dari pertanian industri, yang mungkin lebihberkelanjutan dibandingkan
sistem pertanian modern
·
Produksi bahan pangan
berdasarkan permintaan global.
Ilmu pertanian dimulai dengan karya Gregor Mendel di bidang genetika, namun ilmu pertanan modern bisa dikatakan dimulai pada
abad ke-18 ketika pupuk kimia mempengaruhi fisiologi tanaman. Intensifikasi pertanian dimulai sejak tahun 1960an di negara maju dan
negara berkembang, seringkali disebut dengan Revolusi Hijau, yang merupakan kemajuan yang dibuat
dalam menseleksi dan meningkatkan kualitas tanaman dan hewan ternak untuk
produktivitas tinggi, juga penggunaan input tambahan seperti pupuk dan pestisida.
Pertanian merupakan intervensi terbesar manusia terhadap alam, sehingga
memiliki dampak bagi lingkungan secara umum. Pertanian
intensif, pertanian industri, serta peningkatan populasi telah menarik perhatian ilmuwan pertanian
mengenai pentingnya pengembangan metode pertanian baru untuk menangani hal
tersebut. Hal ini termasuk bidang teknolgi yang mengasumsikan bahwa seluruh
solusi masalah teknologi ada pada teknologi yang lebih baik, dan pertanian juga
merupakan teknologi. Solusi yang dipertimbangkan mulai dari manajemen
hama terpadu, manajemen sampah, arsitektur
lanskap, dan genomika.
Teknologi baru, seperti bioteknologi dan ilmu komputer dan kemajuan teknologi lainnya telah
memungkinkan untuk mengembangkan bidang penelitian baru, termasuk di bidang rekayasa genetik, agrofisika, statistika pertanian, dan pertanian presisi.
Pertanian menurut
Ahli
Pertanian atau
agriculture berasal dari kata ager dan cultura. Ager artinya tanah, atau
ladang, atau lapangan. Cultura artinya mengamati, memelihara, membajak. Jadi
pertanian artinya cara-cara bercocoktanam (Pertanian dalam arti sempit).
Sedangkan pertanian dalam arti lu...as menurut beberapa ahli ialah :
a.
Menurut A T Mosher (1966)
Pertanian adalah sejenis proses produksi yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
Pertanian adalah sejenis proses produksi yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
b. Menurut
Kaslan Tohir (1952) Pertanian adalah cabang produksi dimana terdapat perubahan
bahan-bahan anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Proses ini bersifat reproduktif yang artinya usaha untuk memperbaharui.
c. Menurut
Minderhoko (1948) Pertanian adalah penggunaan tenaga manusia atas alam dengan
tujuan mengarahkan perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berguna bagi
manusia sedemikian rupa sehingga akan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
Dengan demikian pertanian termasuk suatu jenis usaha yang langsung menghasilkan sampai dapat digunakan untuk keperluan hidup.
Dengan demikian pertanian termasuk suatu jenis usaha yang langsung menghasilkan sampai dapat digunakan untuk keperluan hidup.
Jadi ilmu pertanian merupakan pengetahuan tentang budidaya tanaman dan hewan yang ditujukan untuk memperoleh hasil yang tinggi dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kesejahteraan hidup manusia.
CAKUPAN PERTANIAN
Pertanian
dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan
makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatbudidayakan
jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha
pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah
usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat
kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga
(misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia
dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua
usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan
dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua
aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka
ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian
yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan
kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal
sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu
menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi
pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan,
dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur,
memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan
pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya.
Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah
daripada pertanian industrial.
Pertanian
modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub
"ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya,
dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam
bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu
hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau komunitasnya.
Sebagai
suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang
dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua
ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya
budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Sejarah Singkat
Pertanian
Daerah
"bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan
bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.
Domestikasi
anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat
berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan peternakan yang pertama kali.
Kegiatan
pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang
paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.
Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang
sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang
subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan
Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang.
Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman
biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan
polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah
berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai
hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah
dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum),
perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari
pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa
perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.
Teknik
budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu
Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia
Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet)
dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah
mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang
serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika
mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan
ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM)
serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda,
kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai
dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun
SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di
daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada
abad ke-20 ini.
Budidaya
sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir
Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM) telah mengenal baik
budidaya anggur dan zaitun.
Daftar
pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_pertanian
http://www.kompasiana.com/unswagati.ac.id/pengertian-ilmu-pertanian_
http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/ilmu-pertanian.html