Translate

Senin, 23 September 2019

Budidaya Mentimun

BUDIDAYA MENTIMUN
Jenis-Jenis Mentimun
            Menurut Sugito (1992), jenis mentimun yang banyak dibudidayakan dan diminati masyarakat yakni: 1) jenis mentimun Jepang (Japanese varietas), timun ini berasal dari Jepang dengan ciri buah panjang antara 18-20 cm dengan berat buah 80-120 g, diameter 1,5-2,5 cm, memiliki buah berasa manis, dan kandungan air lebih sedikit. 2) jenis mentimun hibrida yang disilangkan dengan dua jenis induk yang mempunyai sifat-sifat unggul dan keturunannya memiliki sifat yang lebih baik dari induknya. Salah satu mentimun hibrida yakni varietas Hercules 56 yang memiliki ciri buah berwarna hijau, panjang 20 cm, diameter 4 cm, umur panen 35 hari dan memiliki percabang yang banyak dan tahan terhadap penyakit downy mildew. 3) jenis varietas mentimun lokal berasal dari petani setempat dengan ciri tanaman memiliki umur berbunga 20-30 hst dan umur panen 30-35 hst, warna buah muda sangat beragam, yaitu putih, hijau, atau hijau keputihan, sedangkan warna buah tua kuning atau coklat, panjang buah antara 12-19 cm  (Sumpena, 2002).
 Syarat Tumbuh
            Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 5,5-6,8 dengan ketinggian tempat 100-900 m dpl. Mentimun juga membutuhkan sinar matahari terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon, semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan (Wahyudi, 2011).
Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup dengan temperatur optimal antara 21 0 C – 30 0 C. sementara untuk suhu perkecambahan biji optimal yang dibutuhkan antara 25 0 C – 35 0 C Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Sementara curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 200-400 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).
Hasil penelitian Rachmat dan Gerard (1995), mengatakan syarat tumbuh tanaman mentimun pada ketinggian ≥ 1000 m dpl, harus menggunakan mulsa plastik perak hitam karena di ketinggian tersebut suhu tanah ≤ 18o C dan suhu udara ≤ 25o C. sehingga penggunaan mulsa akan meningkatkan suhu tanah dan di sekitar tanaman.

Cara Budidaya Mentimun
Benih
            Dalam konteks budidaya mentimun, benih dituntut memiliki mutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum. Benih dijamin kwalitasnya dan memiliki mutu tinggi yakni benih yang bersertifikat. Benih bersertifikat pada dasarnya telah lolos tes mutu benih yang meliputi. 1) mutu genetik, 2) mutu fisiologik, dan 3) mutu fisik (Sadjad, 1977).
Mutu benih mencangkup  pengertian sebagai berikut: 1) Mutu genetik yang merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukan genetik dari tanaman induknya. Dengan ciri mutu  benih dan tanaman menyerupai sifat induknya. 2) Mutu fisiologik yang mencakup kemampuan  daya hidup atau viabilitas benih seperti daya kecambah dan kekuatan benih. Dengan ciri mutu fisiologik benih yakni, kemampuan benih dalam memecah kulit benih dalam proses perkecambahan dengan munculnya radikel dan memanjangnya hipokotil serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. 3) Mutu fisik merupakan penampilan benih bila dilihat kasat mata, antara lain ukurannya homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain maupun dari gulma dan bebas dari kontaminasi (Sutopo, 2002).

Penyemaian
Benih umumnya akan berkecambah segera pada keadaan lingkungan yang mendukung. Syarat umum yang dibutuhkan untuk  pertumbuhan benih adalah; 1) adanya air yang cukup untuk melembabkan biji, 2) suhu yang sesuia, 3) cukup oksigen, dan 4) adanya cahaya. Selain itu juga, dalam proses perkecambahan benih tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi seperti faktor dalam (internal) dan faktor luar (external). 1) Faktor dalam (internal) meliputi tingkat kematangan benih, ukuran benih, dormansi benih, dan penghambat perkecambahan. Sementara itu, 2) Faktor luar (external) meliputi cahaya, air, temperatur, oksigen, dan medium tumbuh (Sutopo, 2002).
Benih mentimun yang akan ditanam sebaiknya dipersiapkan media tanam/semai terlebih dahulu. Media semai itu berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3. Sebagai tempat media dapat menggunakan polybag atau plastik transparan dengan dilubangi untuk drainase air. Untuk menghindari tanaman terserang hama media  harus diberi Curater  (Sugito, 1992).

Pembuatan Bedengan
            Dalam pembuatan bedeng dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi sifat fisik tanah yang berfungsi memperbaiki ruang pori-pori tanah yang terbentuk diantara partikel-partikel  tanah (tekstur dan stuktur). Kerapatan dan rongga-rongga akibat pencangkulan akan memudahkan air dan udara bersirkulasi di dalamnya (drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-pori tanah olahan akan memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara lebih mudah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur (Hanafiah, 2005).
Pemupukan
Tanah gambut di Indonesia tidak hanya bermasalah dengan kemasaman dan kelarutan Al yang tinggi, tetapi juga miskin hara, terutama hara makro seperti  N, P, K, dan Mg. Oleh karena itu, pengapuran bukannya satu-satunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan yang ditempati tanah bersifat asam. Pengapuran yang tidak disertai dengan pemupukan akan sama buruknya dengan pemupukan yang tidak didahului pengapuran (Hakim, 2006).
Pemberian pupuk bertujuan untuk mengembalikan unsur hara yang telah hilang akibat pencucian air tanah, sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Dalam pengaplikasiaan pupuk meliputi beberapa cara seperti penaburan, penugalan, pembenaman, penyemprotan dan penyiraman (Suteja, 1997).
Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan kualitas mentimun. Jenis pupuk yang dapat digunakan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam 10 ton/ha, dan pupuk anorganik berupa Urea 225 kg/ha TSP 120 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan curater. Pemupukan dilakukan 2 kali yakni pemberian awal dan pemberian susulan. Pemberian pupuk susulan terhadap budidaya mentimun dengan mulsa dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan menggunakan pupuk NPK yang dicairkan. Cara pemberiannya dengan penyiraman dengan dosis 50 g/10 liter air lalu disiramkan disekitar tanaman. Larutan sebanyak itu digunakan untuk 50 tanaman (Sumpena, 2002).
Hasil penelitian Yetti dan Evawani (2008), mengatakan bahwa pemberian pupuk organik kandang ayam dengan dosis KCL 25 g/plot berpengaruh nyata pada parameter pengamatan jumlah  umbi per rumpun, tinggi tanaman, berat basa dan berat kering perplot. Secara keseluruan perlakuan KCL 25 g/plot menunjukan perlakuan terbaik dari semua pengamatan.
Penanaman
            Penanaman benih dapat dilakukan jika benih telah memiliki daun 2-3 daun utama dan benih mentimun yang sudah dikecambahkan ditanam langsung dilubang tanam yang dibuat dengan cara penugalan sedalam 5 cm. Benih ditanam sebanyak 1 tanaman perlubang tugal dan selanjutnya lubang tanam  ditutup tanah setinggi 1 cm jarak lubang tanam 30 cm x 60 cm (Sumpena, 2002).
Pemasangan Ajir
            Mentimun merupakan tanaman yang bersifat memanjat (Indeterminate), sehingga dalam pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir sebagai tempat tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat. Dengan kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase terbentuknya buah yang normal (lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk abnormal.  Ajir berfungsi untuk 1) tempat tegak tanaman, 2) mengurangi pembentukan buah abnormal, 3) mengurangi terserang hama, dan 4) memudahkan cara pemanenan (Sumpena, 2001).

Pengendalihan Hama dan Penyakit
            Hama dan penyakit pada mentimun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberatasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Hama yang sering mengganggu yakni Thrips dan Imago thripis yang merusak tanaman dengan cara menghisap cairan sel. Tanda awal dari kerusakan ini bila daun dihadapkan ke sinar matahari akan kelihatan bintik berwarna putih. Pengendalian serangan hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida (Khotimah, 2007).
Menurut Sugito (1992), penyakit yang sering menyerang yakni Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) di awali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning, kemudian meluas menjadi bercak. Pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida seperti Benlate dan Dithane. Penyakit layu sering menyerang pada musim hujan ketika tanah tergenang dan terlalu basah. Penyebab penyakit layu diakibatkan oleh Fusarium wilt F, dengan cara pengendalian membuat drainase atau saluran air yang baik dan pembuatan bedeng tanaman yang tinggi ± 50 cm (Sumpena, 2001). 

Panen
            Buah mentimun dapat dipanen pada umur 30-50 hst, ciri-ciri buah yang dapat dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung jenis yang diusahakan interval panen dilakukan antara 1-2 hari sekali. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting. Tangkai buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk mempertahankan laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah mentimun dapat terjaga relatif lama (Sumpena, 2001).


Minggu, 15 September 2019

CARA BUDIDAYA TANAMAN PINANG

CARA BUDIDAYA TANAMAN PINANG

1. Lahan (Lokasi)
Langkah pertama yang harus diperhatikan ketika akan melakukan budidaya tanaman pinang adalah “lokasi tanam yang tepat”.
Lokasi tanam pinang yang tepat harus benar-benar aman dari hewan liar seperti gajah. Dimana setiap gajah yang datang akan menimbulkan kerusakan pada pinang yang akan Anda tanam nantinya.
Menentukan lahan cocok dan juga tepat dalam budidaya pinang merupakan hal yang utama dan terpenting. Jika lahan tidak sesuai, proses tanam pinang akan gagal.
Jika lahan tanam cocok dan tepat proses pertumbuhan pinang akan meningkatkan masa proses pinang secara optimal.
2. Suhu Tanah
Perlu Anda ketahui bahwa tanah juga menjadi hal yang penting. Anda perlu meriset kembali suhu tanah sebelum penanaman pinang terlaksana.
Perhatikan suhu tanah dibawah ini:
§  berkisar antara 600 sampai 1000 meter di atas permukaan laut
§  Tanah lahan harus memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi
§  Tanah lahan juga membutuhkan iklim dengan curah hujan
§  Tanah lahan juga harus mempunyai tingkat keasaman yang berkisar antara 4-8 PH
Proses Budidaya Tanaman Pinang Terdiri dari:
§  Proses Penuaian Kecambah Pinang
§  Proses Pembibitan Pinang
§  Proses Penggalian Lubang Tanam Pinang
§  Proses Penanaman Pinang




B. Proses Penuaian Kecambah Pinang
Menuaikan biji-biji pinang agar menjadi kecambah. Taburkan biji pinang pada area lahan yang akan kita tanam, lobangi tanah dengan jarak kedalaman minimal setengah meter, berikan ruang jarak antara kecambah satu dengan bibit lainnya.
Awali dengan memberikan asupan air pada kecambah yang sudah ditebarkan secara teratur, maksimal dua kali sehari pada pagi dan sore harinya.
Hal yang terpenting pada tahap ini adalah lakukan sesuatu untuk menjaga pertumbuhan kecambah pinang yakni dengan membuat penaung agar dapat menaungi tumbuh kembang kecambah.
Kemudian menjaga lahan dari gangguan hama atau gulma dengan cara memberi pagar pada lahan tersebut. Terapkan proses ini maksimal selama 1.5 hingga 2 bulan.
C. Proses Pembibitan Pinang
Pembibitan Pinang Menggunakan Polybag
Sediakan polybag dengan ukuran 15 cm, lobangi bagian bawanya. Kemudian, isilah polybag dengan tanah minimal 2/3 bagian. Jika polybag sudah di isi dengan tanah, lalu kita tanam bibit di dalam polybag yang ada.
Setelah bibit mencapai usia 5 bulan, pindahkan bibit ke dalam polybag baru,  Kemudian isi ulang polybag dengan tanah yang baik dan subur hingga memenuhi 2/3 bagian. Jangan lupa disiram dan diberi pupuk NPK 20 gram per polybag.
D. Proses Menanam Pinang
Pada tahap ini Anda masuk dalam proses yang terakhir. Memindahkan Bibit dari dalam Polybag ke Lahan yang Tersedia. Pada tahap ini, perlu untuk diperhatikan cara memindahkan bibit yang sudah jadi ke lahan yang sudah tersedia.
Ketika bibit pinang siap untuk dipindahkan, di awal sudah kita ketahui bahwa, polybag yang sudah kita lobangi itu menandakan bahwa, Anda tidak perlu merobek lagi. Untuk itu, polybag di lobangi bagian bawahnya untuk memudahkan Anda dalam memindahkan bibit ke lahan yang tersedia.
E. Proses Penggalian Dan Pemupukan Lubang Tanam Pinang
Jarak kedalaman lubang tanam yakni dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam pinang harus sudah digali sebelum 1 bulan penanaman. Karena lubang lahan tanam perlu untuk dibiarkan sinar matahari dapat masuk kedalam penggalian.
Setelah itu lubang juga perlu di isi tanah lapisan atas yang sudah diaduk dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas juga bisa dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g pergalian. Saatnya proses pemupukan tanah, masukan ke lubang hingga 1/3 bahagian saja.
Cara Menanam Pinang
Jarak tanam pinang sebaiknya juga diperhatikan. Masih banyak yang keliru tentang jarak tanam yang baik. Minimal jarak tanam yang baik adalah 2,7 m X 2,7 m.
Jarak tanam yang demikian dianggap cukup efisien untuk pertumbuhan tanam pinang berikutnya. Selain itu Anda juga perlu memberi pancangan tiang bambu disekitar tanaman tersebut agar jarak ditiap-tiap pohon tidak saling berdempetan.
Sistem penanaman pinang bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Sistem Monokultur
Penanaman sistem monokultur artinya tanaman yang ditanam dalam satu lahan hanya satu jenis tanaman. Penanaman ini sebaiknya dilakukan pada musim penghujan. Bibit yang ditanam harus yang sudah diseleksi.
2. Sistem Tumpang Sari
Penanaman sistem tumpang sari bisa mendatangkan nilai plus bagi petani. Karena, tanaman pinang baru berproduksi di usia 5 tahun. Tanaman tumpang sari berupa palawija seperti Jagung, kacang dan lain sebagainya.
Dengan adanya tanaman tumpang sari petani sudah mendapat pendapatan sebelum tanaman pinang berproduksi.
Kedua sistem ini hanya bisa digunakan dalam budidaya pinang saja.

Pinang biasanya dipanen dalam 2 bentuk yakni :
§  Pinang Muda
§  Pinang Tua
Dua bentuk pinang tersebut biasa dilakukan selama pasca panen
DAFTAR PUSTAKA
bibittanamanmurah.blogspot.com